Kamis, 05 Desember 2013

Sate Endog Gemak (Sate Telur Puyuh)


Edisi nostalgia. Ini salah satu lauk favorit saya pas kecil.

Buat yang masa mudanya di Jogja dan sering makan di Angkringan, pasti tidak asing dengan menu 'mewah' satu ini. Kalau tidak salah, jaman saya harganya 1000 rupiah per tusuk. Uang segitu biasanya saya belikan Tahu Isi karena bisa dapat 5, hahaa...tapi kalo kebetulan habis gajian dari part timer atau honor ngajar privat, sekali-sekali boleh doong 'sombong' dikit: beli nasi kucing plus si sate endog gemak ini, nikmaaattt... *ini bangga apa meratap ya? qiqiqi... :p*.

Salam kangen untuk Angkringan di depan Kopma UGM, di belakang Gelanggang UGM, dan yang di utara Bunderan UGM. Kayaknya sekarang kok udah pada ga ada semua ya...hiks. Tapi setidaknya di Jl. Magelang masih ada :)

Wes ah...buat yang mau mencoba, terutama perantau yang susaaah nyari beginian...monggo, ini resepnya...

Sate Endog Gemak (Sate Telur Puyuh) ala saya
Bahan :
-30 butir telur puyuh, rebus, kupas, cuci bersih
-5 siung bawang merah
-3 siung bawang putih
-1 sdm ketumbar (disangrai dulu, lebih sedap)
-3 lembar daun salam
-2 ruas jari, lengkuas
-1 batang serai
-100 gr gula merah/gula jawa (bisa lebih, tergantung selera), sokur2 bisa pakai gula asli dari Jogja, maknyusss....
-kecap, secukupnya, kira-kira bisa menambah hitam kuah rebusan
-garam dan gula pasir secukupnya
-air untuk merebus

Cara membuat:
Haluskan duo bawang dan ketumbar. Tidak perlu sampai halus sekali. Masukkan bumbu halus dalam air rebusan, tambahkan serai, lengkuas, daun salam, gula, garam. Tunggu mendidih dan bumbu matang, masukkan telur puyuh, tambahkan kecap, tunggu hingga air berkurang dan telur sudah berubah coklat. Saring, guyur dengan air matang. Tusukkan telur puyuh pada lidi. Sajikan.


Met mencobaaa....














Senin, 02 Desember 2013

Brownies Ekonomis (3 telur)

Banyak varian brownies, ada yang kukus, panggang, super fudge, banyak telur, dan irit telur. Masing-masing punya penggemar. Nah, kali ini saya coba resep brownies irit telur alias ekonomis. Teksturnya agak liat tapi tetep lembut, bahkan sangat lembut sehingga perlu dimasukkan kulkas dulu, sesaat sbelum dipotong. Sangat enak jika dikonsomsi dingin. Kalo saya bilang, rasanya mirip brownies D*nkin D*nut. Teringat, duluuuu tiap beli brownies D*nkin, makannya dikit-dikit, diemut dulu baru dikunyah, takut cepet abiiis, karena harganya cukup mahal buat kantong guru les kayak saya, hihii...insya Alloh, apapun yang sedikit, kalo disyukuri tetep nikmaaat... dan alhamdulillaaah...sekarang bisa bikin sendiri, hehehe...
Yukkk...buat yang mau nyoba, silakan simak resepnya, saya pakai resep dari Chef Budi Sutomo (thanks, Chef!).

Brownies Panggang 3 Telur

Bahan:120 g tepung terigu
200 g margarin
3 butir telur, kocok hingga mengembang
200 g dark cooking chocolate, potong-potong
150 g gula pasir halus/gula bubuk
60 g potongan kacang almond/kenari
¼ sdt garam halus

Cara Membuat:
1.
Campur tepung terigu dengan gula halus, aduk rata. sisihkan.
2. Panaskan margarine hingga meleleh. Masukkan potongan cokelat, dan garam, aduk hingga cokelat meleleh. Angkat, dinginkan hingga hangat.
3. Di tempat terpisah, kocok telur menggunakan mixer hingga mengembang. Masukkan campuran tepung terigu dan gula halus ke dalam kocokan telur sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan spatula plastik hingga rata.
4. Tuang margarin, cokelat dan gula yang telah dilelehkan ke dalam adonan telur. aduk rata. Tambahkan potongan kacang almond/kenari. Aduk rata. Tuang adonan ke dalam loyang yang sudah dialas dengan kertas roti dan diolesi margarin, ratakan. Taburi atasnya dengan irisan kacang almond.
5. Panggang di dalam oven bertemperatur 170 derajat celcius selama 45 menit atau hingga kue matang. Angkat. Potong-potong. atur di dalam piring saji, hidangkan.

Saran:
Karena tektur brownies ini sangat lembut dan rapuh, sebelum dipotong, sebaiknya dimasukkan ke kulkas +-30 menit agar lebih set, supaya tidak hancur saat dipotong.

Selamat mencoba yaa....
Oh ya, ini hasil brownies yang saya buat.... menuju potongan2 terakhir masuk perut... :))










































Sabtu, 31 Agustus 2013

Liege Waffle


Teringat hampir 4 tahun silam, kami bertiga: saya, Hanun kecil, dan ayahnya 'menggelandang' ke sebuah kota kecil di belahan bumi utara, Maastricht. Jaraknya cukup jauuuh dari tempat tinggal kami yang berada di desa cantik, Ederveen (hiks, jd kangen). Disambut hujan dan hawa yang nyaris buat tangan saya beku. Saya sebut menggelandang karena kondisi uang saku yang sangat pas-pas-an, hingga hanya sanggup jajan di sebuah kedai Waffle, kalau tidak salah namanya Pinky Waffle karena baju penjual dan dekorasi kedainya penuh warna pink. Tadinya kami cm iseng saja, ikut-ikutan beli. Penasaran aja, kedai kecil tapi kok ramai pembeli. Karena malas makan sambil jalan, kami simpan saja 3 potong original waffle itu di tas, dan kami santap saat di kereta.Kami pilih yang original saja.

Oh iya, ada yang salah dengan wattermark-nya, harusnya tahun 2010 :p

Dan rasanya wahh, ternyata enakkk... bagian luarnya kres-kres, crunchy, tapi dalemnya tuh lembut gimanaa gitu... kami bertiga sampai kebayang-bayang hingga 4 tahun lamanya, haha...

Sebenernya dah lama sih pengen coba bikin sendiri, tapi terkendala cetakan waffle bakar yang susah dicari di Siantar ini: motif kotak-kotak dengan lubang yang dalam. Suatu hari si Ayah 'nemu' cetakan bakar di Medan, yang rada-rada masuk nominasi *maksa :p*, walaupun dengan mini size, tapi gapapa deh...dicoba aja, we dun know 'till we try, right? :)

Selanjutnya, udah bisa ditebak, cari resep! Naah...ini nih yang membingungkan, setelah nggugling dan ngeyutub, ternyata baru tahu kalau waffle itu bermacam2 jenisnya...hingga tiba pada kesimpulan *halah :p*, kalau Pinky Waffle ini termasuk Liege Waffle, yang adonannya berbentuk dough, bukan cairan.

Singkat cerita *padahal ini dah kepanjangan ya :D*...yukkk kita mulai meng-eksekusinya...dimulai dengan mempelajari resepnya.
Bismillahirrohmanirrohiim....
Oh ya, resepnya saya dapat dari youtube dan saya 'kacaukan' sedikit komposisinya...:D menyesuaikan dengan bahan2 yang ada di sini, hihii... tp sejauh ini puasss kok dg hasilnya...

LIEGE WAFFLE

Bahan:

300 gram tepung protein tinggi (bagi dua: 80 gram dan 220 gram)
5,5 gram ragi instan
60 gram susu hangat (saya pake susu UHT plain, dihangatkan dengan cara di-tim saja)
40 gram air matang hangat
1 butir telur ukuran besar, kocok lepas
20 gram gula pasir
20 gram salted butter
100 gram unsalted butter
1 sendok makan madu
130 gram brown sugar (mungkin semacam gula aren/gula palem ya...pokoknya pake yang ada saja)
Pearl Sugar secukupnya (ini saya pake gula pasir aja)
2 sendok teh vanila extract (monggo, mau pake bentuk bubuk/cair/asli, sepunya-nya saja)

Cara membuat:
-Masukkan dalam mangkok : susu hangat, air hangat, ragi instan, aduk hingga tercampur rata.
-Tambahkan telur yang sudah dikocok lepas dan 80 gram tepung terigu, kocok ringan, asal tercampur saja.
-Tutupi permukaan campuran di atas, dengan sisa terigu (220 gram). Tutup mangkok dengan plastic wrap. Istirahatkan 75-90 menit.
-Selanjutnya, tambahkan gula pasir, madu, butter, vanilla. Untuk vanilla ini, saya pakai yang bentuk asli alias vanilli bean, kebetulan pas ada oleh2 dari suami (padahal mungkin ini asalnya dari Indonesia juga, hihi), seperti ini:


Wanginya tentu tidak seharum essens yaa...tapi justru bikin nggak eneg. Saya cuma pake 1 stick karena...eman-eman! :D

-Kemudian, campur bahan-bahan di atas, hingga tidak lengket. Kalo di resep aslinya, pencampuran dengan menggunakan mixer (dough beater) sekitar 3-4 menit. Mungkin bisa juga diuleni pakai tangan, tapi kayaknya perlu pakai sarung tangan karena walaupun berbentuk dough, adonan ini relatif lunak, rawan nempel di tangan. 

-Terakhir, masukkan brown sugar, campur rata.

-Masukkan adonan ke dalam loyang dan tutup dengan plastic wrap. Diamkan 3 jam.
Saya kemaren pakai pinggan kaca, seperti ini:



-Masukkan ke dalam kulkas semalaman (suwi yak :D). Jadi bikin adonannya mending sore, baru pas mau tidur masukin kulkas. Pagi siap bakar deh, hehe.

-Setelah dikeluarkan dari kulkas, potong2 menjadi beberapa bagian, seperti ini :




Oh iya, jangan lupa, siapkan : tepung terigu (mangkok kiri), gula kastor (mangkok kanan).

-Lanjutkan ke tahap pembakaran. pastikan cetakan sudah dalam keadaan panas. Selama pemanasan dan pembakaran, gunakan api kecil saja. Lalu gumpalkan satu persatu bagian adonan membentuk bulatan. Bila dirasa terlalu lengket, bubuhkan terigu. Setelah berbentuk bulatan, pelan-pelan gulingkan ke dalam gula kastor, hingga seluruh permukaan bola adonan memutih. Letakkan hati-hati ke atas cetakan, sambil sedikiiit saja ditekan agar memipih. Taburi bagian atas adonan dengan gula pasir.

Nah, ini cetakan mini yang saya pakai... langsung bakar di atas kompor dengan api kecil. Kalo di resep aslinya sih pake yang elektrik.

-Tutup cetakan. Panggang selama 2-3 menit. Kemudian balik. Panggang kembali dalam 2-3 menit. Jika suka, boleh ditambahkan taburan gula pasir kembali, biar lebih ber-karamel.

-Jika warna telah kecoklatan, segera angkat waffle dengan menggunakan sumpit. Ingat, jangan memakai penjepit yang sisinya tajam. Karena tekstur waffle yang baru saja matang ini sangaaaat lembut dan gampang mripil. Namun begitu dingin, dia akan mengeras dan crunchy! ^_^

-Ini hasil bakaran saya, ternyata saya terlalu besar membagi adonannya, gak nyadar, cetakannya minii...hihihi...jadinya tidak hanya 8 potong, malah lebih. Di foto ini 2 potong sudah luluh lantak masuk perut :D
|






-Ini penampakan dalamnya:




Oiya, buat yang belum pernah ke Maastricht, jangan khawatir...dengan berusaha membuat ini, pada saat pembakaran...nikmati aroma waffle yang akan meggelitik hidung, harumnya sedaap... campuran dari brown sugar, vanilli, dan juga karamel...nah...kira2 demikianlah aroma hawa Maastricht, kota kecil nan cantik, tapi buat saya siih..teteeeep...dingin bangettt, hehe.

Akhir kata, selamat mencoba ya...semoga apa yang tertulis bisa bermanfaat untuk kita semuaa...amiiiin Allohumma amiiiin.... ^_^



de Waffles, Maastricht, and my Soul ^_^


Kamis, 28 Maret 2013

Jangan Gori

Ada yang tau bacaan aksoro Jowo di atas? Jawaban ada di akhir artikel ini yaa...;)

Sayur Jogja yang selalu ngangenin.....buat perantau seperti kami.

Masa berlaku sayur ini 2-3 hari, makin sering dipanaskan, semakin enak, semakin meresap bumbunya, jadi ini menu yang passs untuk koki pemalas seperti saya! misal hari ini masak sayur, besok dan besoknya lagi free :D

Sayur yang cocok untuk segala macam lauk gurih. Dari empal daging sampai sekedar tempe mendoan atau teri, atau cuma dengan sambel terasi? Teteeep enak 'nan! *Hanun said* :)

Monggo, buat yang mau mencoba, berikut resepnya....

Jangan Gori
Bahan:
500 gram gori (nangka muda), cuci bersih lalu rebus hingga setengah empuk, tiriskan, buang airnya.
300 gram daging sapi (saya lebih suka daging tanpa lemak yang sdh dibekukan, ketika setengah beku diiris tipis-tipis)
250 ml santan kental matang
250 gram kacang panjang
8 siung bawang merah
2 sdm ketumbar
4-5 siung bawang putih
1 papan tempe kotak, potong dadu (saya tidak pakai, lupa beli...hari kedua baru beli dijadiin tempe mendoan saja :p

3 lembar daun salam
2 ruas lengkuas
1 papan petai, kupas
1 sdt terasi (lebih baik yang sdh dibakar)
garam, gula pasir, dan gula merah secukupnya

Cara membuat:
Rebus daging sapi yang sudah dipotong tipis (boleh pakai tetelan atau sesuai selera), sampai terbentuk kaldu, masukkan bumbu halus (duo bawang+ketumbar+garam+gula pasir), lengkuas, daun salam. Masukkan nangka muda yang sudah direbus setengah empuk. Rebus hingga nangka muda empuk, masukkan kacang panjang dan petai. Menyusul kemudian santan kental. Lalu tambahkan terasi dan gula merah. masak hingga gori dan daging benar-benar empuk. Matikan api, sajikan hangat.

Catatan:
Untuk rasa yang maksimal, nikmati sayur ini pada hari ke-2 atau ke-3. Jangan lupa, setelah sayur matang: setiap tutup panji dibuka (hendak mengambil untuk makan), panaskan sebentar sayur gori ini. Selain itu, dalam 1 hari, minimal panaskan 3 kali. Nggak tau juga knapa, biar bebas bakteri sehingga tidak cepat basi kali yaa....*menduga-duga* :D

Met mencobaaaaaaaa, "ayo serbu" :))













Jumat, 22 Maret 2013

Pennylane Brownies

Brownies panggang yang satu ini, termasuk menu tersohor di kuliner kue dunia maya. Dah sering denger, dah sering liat gambarnya, tapi tidak berminat nyoba. Saya pikir brownies panggang rasanya ya gitu-gitu aja... 

Nahh..kemaren ndhilalah ada yang order brownies...wahhhh, gedandhapan deh saya...lha wong selama ini menyepelekan yang namanya brownies panggang. Setelah mengumpulkan niat dan semangat, akhirnya saya cari resep dan kembalilah mata ini tertumbuk pada satu resep brownies yang ngetop beberapa tahun yang lalu *wehh, kemana aja saya ya?? yg lain mungkin dah bisa bikin ini sambil tutup mata, lhaaaa ini saya baru aja mau bikin, hihihi...gapapa wes :p*.

Setelah mengamati resep dan review yang ada, saya jadi tambah penasaran....dan mulailah menimbang bahan. Saat membuat adonan, rasa penasaran itu kok tiba-tiba jadi rasa pengen ya, hahaa... 

Yo wes lah, bikin juga dikit aja...tapi karena males ngolesin loyang, jadilah saya panggang adonan dalam pinggan kaca. Daaan ini hasilnya....


Kalau saya bilang sih...rasanya: enakkk!!! Hanun bilang gitu juga. Kalau si Ayah sih tidak bilang apa-apa, tapi tau-tau 5 potong brownies lenyap dalam sekejap olehnya :p

Monggo, yang mau order ke saya silakan, kalau saya pas diberi sehat dan kondisi memungkinkan, insya Alloh saya buatkan, tapiiii...kalau emang pengen bikin sendiri yaaa...gak masalah, silakan. 

Hanya pesan saya : give the best for your family, selalu usahakan penggunaan bahan-bahan yang Halal yaa. Itu memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin kan :)
Berikut resepnya:

Pennylane Brownies
(sumber: cakefever.com, resep aslinya punya mba Riana)

Bahan:
4 butir telur
360 gram gula pasir
225 gram minyak goreng
60 gram cocoa powder
210 gram tepung terigu
½ sdt garam
1 sdt vanili bubuk
120 gram kenari/kacang tanah/mede cincang dan sangrai (saya pake almond)
85 gram Chocolate Chips

Cara membuat:
Panaskan oven suhu 180C, alasi loyang dengan kertas roti dan olesi dengan margarin atau minyak goreng. Pastikan oven sudah cukup panas sewaktu adonan dimasukkan. Oven yang sudah cukup panas akan memunculkan lapisan coklat tipis transparan di permukaan brownies, membuat tampilan brownies semakin cantik. Kalau suhu oven kurang panas, lapisan ini tidak akan muncul. Selain itu pengocokan gula juga harus sampai larut. Bila dua hal ini sudah terpenuhi, biasanya lapisan tipis mengkilap ini akan muncul di bagian atas brownies.

Kocok telur dan gula sampai mengembang dan kental. Masukkan vanili dan garam. Masukkan tepung dan cocoa powder sambil diayak dan diaduk perlahan dengan spatula. Setelah adukan rata, masukkan minyak sambil diaduk perlahan. Lalu masukkan kacang dan chocolate chips. Untuk permukaan brownies dapat ditaburi almond slice atau kacang lain sesuai selera.

Setelah semua adonan tercampur rata, tuangkan di loyang yang tingginya 4 cm. Tinggi loyang jangan lebih dari 4 cm supaya brownies matang sempurna. Resep ini muat di dua loyang 30 cm x 10 cm. Panggang selama 35 menit. Angkat dan dinginkan sebelum dipotong-potong.


Met mencobaa... :)
































Rabu, 20 Maret 2013

Brownies Kukus Ketan Hitam

huuufffhhh....^_^
Ini foto lamaa...hampir setahun laluuuu, anaknya sekarang dah mau 5 tahun, hihihi, baru ketemu pas mau pindahan ke external disk...fiuuh, alhamdulillah terselamatkan :D

Ga ada perayaan pesta ultah di rumah, hanya sekedar nyoba resep baru dan tiup lilinnya buat foto doang :D. Pesertanya ya cuma 3 orang: Hanun, mama, n ayahnya...eh...ada 1 lagi ding, adeknya...tp msh di perut ^_^






garis samar yang ada di tengah-tengah itu yang bikin merem melek...nyoklat abis! :D
Resep yang dicoba, Bronketem alias Brownies Ketan Item (Hitam), resepnya mba Ricke pemilik Ordinary-Kitchen, makasih banyak ya mba, sukses selalu untukmu... :)

Rasa brownies ini legit, manis, dan ada sensasi grijil-grinjil dari tekstur tepung ketan-nya :)
Berikut resepnya:


Bronketem alias Brownies Ketan Item (Hitam)

Bahan:
250 gr tepung ketan hitam (bisa dg membuat sendiri tepungnya: ketan hitam dijemur, giling, ayak)
20 gr coklat bubuk
200 gr gula kastor (gula pasir yang dihaluskan)
6 butir telur
200 gr minyak sayur (ditimbang ya)
100 gr DCC cincang
1 sdt emulsifier (cari yang halal ya! atau bisa di-skip)
1 sdt essens vanilla
1/4 sdt garam
2 sdm susu kental manis (SKM) (saya lupa masukin, tapi tetep enyaaak, hihi... )
Meises secukupnya

Cara membuat:
-Siapkan kukusan, bungkus tutupnya dengan serbet bersih.
-Siapkan loyang, poles alasnya dengan margarin, alasi dengan kertas roti, oles kembali dengan margarin.
-Campur tepung ketan hitam dengan coklat bubuk, ayak dan sisihkan.
-Lelehkan DCC, masukkan minyak sayur, aduk hingga DCC meleleh, angkat dan dinginkan.
-Kocok dengan mixer speed tinggi, telur, gula, emulsifier dan garam hingga pucat, mengembang dan kental.
-Masukkan SKM, kocok hingga rata.
-Masukkan essens vanilla, kocok rata.
-Turunkan kecepatan mixer, masukkan campuran tepung ketan hitam dan coklat bubuk sedikit demi sedikit, kocok hingga tercampur rata.
-Matikan mixer,  masukkan campuran DCC leleh dan minyak, aduk balik menggunakan spatula hingga ke dasar wadah hingga tercampur rata.
-Pastikan semua sudah tercampur rata agar tidak bantat.
-Tuang 1/2 bagian adonan ke dalam loyang, kukus selama 10 menit.
-Setelah 10 menit, taburi permukaannya dengan meises, kukus kembali selama 5 menit.
-Tuang sisa adonan ke dalam loyang, kukus selama kurang lebih 20-30 menit hingga matang.
-Angkat dari dalam kukusan, dinginkan kemudian bisa dikeluarkan dari loyang, hias sesuai selera.

Oh iyaaa...selain dibikin slice kayak di atas (pernah bikin untuk acara pengajian di rumah), saya pernah bikin untuk cupcake, salah satu isi goodie bag ulang tahun Hanun,bisa juga dijadikan cake potong, ditemani sup buah- kopyor- homemade...hehehe....seperti ini:



bukan buat hantaran, acara, atau untuk tamu atau orang2 terhormat, kali ini yang kena giliran jadi tester: yang bantuin bersih2 di rumah... semoga makin semangat kerjanya :)

Met mencobaaaa yaa...! ^_^


















Mini Snack



Ini salah satu mini snack yang pernah saya bikin untuk sekolah hanun dalam rangka Maulid Nabi. Isinya Chocolate Cake Pop (tanpa stik), Bread Bitterbalen (pakai roti tawar), dan Steam Rainbow Cake alias Mambo Cake 3 warna. Semuanya saya buat tanpa pengawet dan memakai bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar kita.

Sayang eh sayang...ternyata yang dapat bagian cuma anak-anaknya doang :( ibu-ibu atau ayah-ayahnya ga dibagi, hiks...padahal maksud tujuan saya, pengen mengenalkan jajanan sehat yang gampang dibuat oleh orangtuanya lhooo, hiks...
Prihatin nih, makin banyak anak-anak yang lebih suka doyan jajanan yang ga jelas...huhuhu.

Yo wes lah, moga lain waktu tujuan sederhana ini bisa tercapai >_<   *masih sedih*.

Ini penampakan Mini Snack simpel saya... 



waaa...fotonya kurang jelas yaa, keburu-buru banget motretnya, sekian detik sebelum diantar ke sekolah, hehe...
Untuk Rainbow Cake Kukus atau Bolu Kukus Mambo, saya sudah pernah bikin beberapa kali, baik untuk pesanan maupun untuk suguhan dan konsumsi sendiri, tapiii....file-file fotonya blum ketemu sampe sekarang....hihi...nanti kalo dah ketemu, nyusul di-upload deh... 

Resepnya pakai Bolu Kukus Mambo NCC :


Bahan:
6 btr        telur utuh
2 btr        kuning telur
250 gr      gula pasir
½ sdt       vanili bubuk
½ sdt       garam
1 sdt        emulsifier (cari yang Halal ya! bisa di-skip dengan menambahkan 2 kuning telur)
175 ml     santan kental, matang (bisa diganti susu cair tawar)
200 gr      terigu

Peralatan:
Loyang 22x22x8cm, poles mentega, beri alas kertas roti, poles lagi, taburi tepung tipis.
Panaskan dandang kukusan, biarkan beruap banyak.

Cara membuatnya :
1.     Kocok telur, gula pasir, emulsifier dan vanili hingga mengembang dan kental, masukkan tepung terigu sambil diayak secara bertahap, aduk rata.
2.    Tuangi santan sedikit demi sedikit sambil diaduk rata.
3.    Bagi adonan menjadi 3 bagian, tiap bagian diberi pasta stroberi (pink), pasta pandan (hijau), dan bagian yang tanpa tambahan pasta (polos/putih).
4.    Tuang adonan pink kedalam loyang, kukus selama 10 menit, tuangi lagi adonan hijau, kukus selama 10 menit, kemudian masukkan adonan terakhir (putih), kukus lagi 20 menit. Angkat. Dinginkan. Keluarkan dari loyang, potong-potong



Tips:
Oh iyaa...saat mau mengukus, pastikan dandhang atau kukusan sudah dalam keadaan beruap banyak ya (air kukusan mendidih), ngukusnya pakai api sedang saja, daaan...jangan lupa tutup kukusan dilapisi serbet/kain bersih supaya uap air tidak menetes di permukaan adonan, karena dijamin hasil akhirnya bakal bergelombang dan bolong-bolong, hehe...




Met mencobaaa... :)





















Jumat, 15 Maret 2013

Kluwak

Posting berikut ini tidak akan mengupas secara ilmiah tentang Kluwak, ini sekedar sharing penampakannya saja kok...hihihi.

Kluwak atau Kluwek, bagi orang Jogja tentuuu  tidak asing lagiii... karena jadi bahan utama pembuatan rawon dan brongkos. Bagi perantau seperti kami yang orang Jawa, adalah ibarat menemukan harta karun jika mendapati kluwak di tanah non-Jawa. Maksud saya, orang Jawa Asli lho ya...bukan Jawa Lathi....alias ga cuma yang bisa boso Jowo doang :D 


Sudah beberapa kali coba nanya-nanya ke pasar tradisional di sini, ternyata jawabannya sama saja : apa itu Kluwak? Tidak ada, bu. Atau mungkin saya aja kali yaa yang kuperrr...tidak pandai nyarinya. Lebih praktis yaaa nitip suami yang lagi mudik atau minta dikirim langsung dari Jogja. Padahal ongkos kirim lebih mahal dibanding harga Kluwak sendiri, lha wong 10 ribu dapet buanyaaak :D. Oh iyaaa, kluwak ini jadi salah satu bekal wajib lho, saat kami berkesempatan hidup di belahan bumi utara, hihihi. Gapapa lah,  demi sayur Brongkos dan Rawon, hehe. 
Ini diaa..wujud si Kluwak tersayang :D.



Belajar bersyukur: tidak ada kamera DSLR, kamera pocket pun jadi :)

Kluwak atau Pangium edule Reinw ini, cara mengupasnya adalah dengan memukul kulit luarnya yang kerrraaas, mirip bathok kelapa. Disarankan saat memukul, diberi alas yang empuk yaa...seperti kain serbet atau di atas keset, kalau tidak si kluwak bakal melesat entah kemana karena bentuknya yang tidak simetris, jadi gampang goyang, hihi. Pengolahannya, tergantung selera, ada yang direndam dan dilarutkan dulu dengan air panas, ada juga yang langsung di-uleg/digiling dikarenakan malas merendam (saya! :D). Setelah dikupas, akan tercium bau yang sangaaat khas dari dagingnya yang coklat tua...jangan khawatir aroma aneh ini akan berubah menjadi sedap mantap saat sudah ditumis dan bertemu dengan kawan-kawan rempah yang lain :)

Salam Kluwak, all!  ^_^


Kamis, 14 Maret 2013

BRONGKOS


Hayooo...yang ngaku orang Jawa, pasti kenaaaal dengan sayur ini.  Daaan...tidak sah rasanya jadi piyantun Jogja kalau belum pernah makan sayur iniii... 'Jangan' Brongkos :)

Sejujurnya... sebelum menikah, saya tidak suka dengan sayur ini, duluuu menurut saya, ini adalah sayur yang hanya dimakan oleh orang-orang yang sudah sepuh (tua), haha... tapiii...karena suami saya sukaa...yo wesss...mengalah saja, setelah nikah saya belajar bikin sayur ini deh. Ternyata eh ternyata...rasanyaaa...hwaduuuh, enakkk...! Pas banget buat booster ASI, karena full protein ^_^. Yukkk marii...kita simak resepnya...

Jangan (Sayur) Brongkos
---adaptasi dari detikfood--

Bahan:
½ kg daging sapi, potong kecil-kecil
3 butir telur ayam, rebus dan kupas
1/4 kg kacang tolo, saya pakai kacang merah yang kecil-kecil, kalo sempat, rendam dulu hingga mengembang
1 butir kelapa, buat santan
2 tahu pong (tahu kulit), bisa pakai tahu putih potong kotak kecil,goreng setengah kering 

Bumbu:

1 ruas jari ( 2 cm)jahe, memarkan
1 ruas jari (2 cm) lengkuas, memarkan
5 lembar daun jeruk nipis
1 batang sereh, memarkan
2 potong gula merah
2-3 butir asam jawa
cabai rawit merah utuh, secukupnya
garam dan gula pasir secukupnya


Haluskan:
8 siung bawang merah
4 siung bawang putih
5 butir kluwak (what is kluwak?? mariii lihat di sini  ^_^)
3 butir kemiri
2 sdm ketumbar
2 ruas kencur

Cara membuat:
Rebus daging sapi hingga empuk bersama sedikit garam, sisihkan bersama kaldunya.Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak hingga wangi.Tambahkan bumbu yang dikeprek, dan daun jeruk. Aduk hingga layu. tambahkan kaldu sapi, masak hingga mendidih dan matang. Masukkan bumbu tumisan ke dalam kaldu sapi. Tambahkan santan, gula merah. Masukkan daging sapi, telur, dan kacang tolo. Menjelang matang, masukkan tahu goreng ke dalam masakan. Masak terus hingga matang dan meresap. Brongkos yang dimasak sore hari lebih enak disantap keesokan harinya.



Met mencubaaaa..... :)