Rabu, 14 Desember 2011

KREMESAN AYAM GORENG

Entah sudah kesekian kalinya pingiiiin banget menu ini di perantauan. Namun baru coba memasaknya 2 kali. Teringat, kalau di Jogja dulu ibu saya sering bgt mbeliin ini kalau sedang tidak sempat masak. Khaaasss bgt deh rasanya. Yang bikin ngangenin itu kremesannya yg kriuk-kriuk. Terbukti, anak dan keponakan saya, bisa habis nasi buanyak kalau maem ada kremesan ayam ini. Istilah kami kemlawuh  :)

Ini wujud kremesan ayam yang saya maksud:

Ini penampakan kremesan kedua yang pernah saya buat. Yang pertama, kremesan versi Ny. Suh*rti, yang  tipenya lembut tapi rapuh sehingga kurang tahan lama jika disimpan hingga beberapa hari. Nah, kali kedua ini, saya iseng-iseng coba bikin versi kremesan ayam goreng pasar Pathuk yang agak tebal dan lebih mudah disimpan dalam toples utk persediaan.

Resepnya mengintip di pawon omahnya mba Yunita Amaliawati (makasih ya mbaaaa...), dengan modifikasi dari saya.

Bahan :

300 ml air sisa rebusan ayam
2 sdm tepung sagu tani (saya pakai tepung tapioka)
2 sdm tepung beras
1 btr kuning telur
1 sdt baking powder
1 sdm maizena
garam secukupnya bila dirasa perlu

Cara membuat :
1. Panaskan minyak diatas kompor.
2. Campurkan semua bahan ke dalam baskom, tuang kaldu ayam, aduk rata. Lalu saring.
3. Setelah minyak dalam wajan sekiranya sudah panas, ambil 1 sendok sayur adonan lalu tuang ke atas wajan dengan jarak agak jauh, seperti ini (hati2 dan jangan panik yaa...jika minyak sedikit 'berisik' :) :

O iya, minyak yg saya pakai ini kurang banyak karena stok minyak goreng di dapur  nyaris habisss, hehe.... seharusnya pakai minyak goreng yg buanyaaak yaa...agar hasilnya lebih cantik :)

4. Setelah dituang, diamkan sejenak, hingga adonan membentuk lingkaran di bagian tepi minyak, jika sekiranya sudah hampir mengeras, ciprat-ciprati permukaan adonan dengan minyak goreng, seperti ini :



Pelan-pelan ya...nyipratinnya...sokur-sokur pake sothil/serok yang kecil :)
5. Setelah dipastikan adonan telah mengeras/tidak lembek dan bewarna kuning keemasan, giring lingkaran adonan ke salah satu tepi wajan, tiriskan. Please...do this with a smoothy touch or u will lose them...qiqiqiqi...*serius ;p*


Naah...punya saya kurang indah niiih...karena dah semi hancur, belum bisa bikin yang buleeettt... :)

















6. Tiriskan kembali di atas wadah yaa....mangkok tahan panas misalnya....



Jika anda punya anak balita yang bertipe penasaran, perhatikan apa yang akan terjadi selanjutnya... hihihi...


7. Taburkan kremesan di atas ayam goreng, sajikan dengan sambal dan lalapan idola kluarga anda :) Ini penampilan selengkapnya ayam goreng kremes nanahanuna kitchen :
Pas difoto, sambalnya belum jadi, hehe...


Tambahan : untuk ayam gorengnya, resepnya standar dan silakan disesuaikan dengan selera. Kali ini saya bikin dengan bumbu : bawang merah, bawang putih, laos, daun salam, daun jeruk, ketumbar, dan santan encer. Rebus sampai ayam empuk, lalu goreng. Kaldu sisa merebus ayamnya dicampurkan dengan bahan-bahan pembuat kremesan (sebaiknya menunggu agak dingin dulu).

Selamat mencobaaa....we'll never know 'till we try...  pastiiii biiiiisssaaa ^_^













Sabtu, 03 Desember 2011

Chocolate & Cinnamon-Cheese OATMEAL MUFFIN

Entah sudah berapa lama tidak berkunjung ke toko bakery di kota Siantar ini... dulu, kalo ada apa-apa, misal nengok orang sakit, ngasih oleh-oleh, dll langsung deh  pergi ke bakery yg jumlahnya tidak lebih banyak dari jumlah jari tangan kami. Tadinya seneng n cuek-cuek saja beli di sana...tapiii...setelah kemudian banyak mendapatkan wawasan dari buku, koran, internet, dll tentang ingredients dan nilai kehalalan, akhirnya mencoba mengerti we are what we eat, pelan-pelan berusaha meyakinkan diri sendiri, suami, dan anak : kalau tidak yakin dengan halalnya, ya mending BELAJAR bikin sendiri saja...sokur-sokur bisa mengajak orang lain untuk meminimalisir konsumsi makanan yang 'tidak jelas' :)

Nah, salah satunya yang satu ini, kemaren suami ujug-ujug request buah tangan yang bisa dibuat dengan cara singkat tapi enak (wani piro, Yah? :D ), karena untuk suatu tujuan sosial yang positif, ya saya nyatakan sanggup buat. Suami kasih waktu sekitar 40 menit hingga siap.
Hehe...so here it is...Chocolate & Cinnamon-Cheese MUFFIN, bertabur coklat chips dan kacang kenari.
Semoga bermanfaat bagi yang menerimanya...dan barokah untuk kami...amiiin....
Berikut resepnya, praktiiisss...deh...
Muffin Coklat Oatmeal
( resep asli liat di blognya mba Ayoe-Brunei di http://dapur-ayoe.blogspot.com/2010/05/chocolate-oatmeal-muffin.html )

Bahan kering:
1 cup tpg terigu serbaguna (saya pake segitiga biru)
1/2 cup gula pasir (saya pake gula pasir yg dihaluskan ditambah 1 sdm gula aren bubuk)
2 sdt Baking Powder (saya pake 1 sdm saja, yg BPDA)
3 sdm coklat bubuk
3/4 cup oatmeal (saya pake yg kemasan merah)

Bahan cair (campur rata):
1 butir telur, kocok lepas
3/4 cup susu cair plain (saya pake ultra kotak biru)
1/3 cup minyak goreng
2 cup choco chips

Catatan: ukuran cup saya pake takaran sebesar cangkir kecil berkuping (yg biasanya 1 set sama piring kecil itu lho...^_^ )

Cara membuat:
Tuang bahan cair ke bahan kering, aduk pelan (saya cuma pake sendok), asal rata (kalau bisa kurang dari 10x adukan). Tambahkan choco chips. Tuang ke cup, bagian atas ditaburi choco chips / kcg almond/ sesuai selera. Panggang dlm oven, 200 drajat Celsius, selama 15-20 menit. Tunggu sampe dingin/hangat, sajikan.
Kalau mau bikin yang keju, tinggal ganti coklat bubuk dengan full cream bubuk, tambahin parutan keju sesuai selera.
Insya Alloh bisa juga jadi cemilan sehat balita, met mencoba :)


Oh ya, mumpung ingat: memasak, membuat kue dan sejenisnya... sama sekali tidak bergantung dari adanya bakat, melainkan berawal dari 'sekedar' niat... niat belajar, tentunya... if you think you can do, you can :)

Rabu, 30 November 2011

Puding Tiga Lapis

Orderan puding perdana saya :)
Biasanya saya membuat puding hanya untuk konsumsi keluarga saja, tapi suatu hari mama Irfan bermaksud memesan puding susu yang ber-cocktail di dalamnya, plus vla vanila. Karena beliau bilang sudah berkeliling Siantar tapi tidak menemukan toko yang menjual puding, jika adapun kurang sesuai selera dan harus memesan ke Medan *waduh*. Seiring dengan anak sakit dan suami yang lagi dinas luar kota, bismillah...saya mantapkan untuk coba tantangan ini, hehe... dan inilah hasilnya, semoga berkenan ya bu, terima kasih atas kepercayaannya pada nanahanuna kitchen :)
Pesanan puding bersamaan dengan bolu kukus ubi ungu dan macaroni schotel panggang.
Wahhh...sayangnya saya tidak sempat memotret penampilan puding secara close up. Intinya puding ini saya bikin 3 lapis:
1. Puding Busa (bawah)
2. Puding Susu (tengah)
3. Puding Bening (atas)
Pada lapisan atas, terdapat cocktail/buah-buahan, yang saya susun sedemikian hingga si buah terbenam di dalam lapisan alias tidak mengapung...hehe, agak ribet memang bikinnya, tapi seru kok :)

Karena saat membuat, Hanun juga pengen nyicip, maka saya buat versi tipisnya, hanya memakai bahan-bahan sisa, demikian tampilannya...

Pas bikin yg ini, ada accident, karena si loyang sempat tersenggol dan jatuh!! >_< buah-buah berhamburan di lantai dan harus dibuang. Sisa buah yg tinggal sedikit, saya benamkan dalam lapisan kedua. Alhamdulillah masih bisa dinikmati :)

Resep yang saya pakai sebagai berikut (dengan modifikasi yang tidak tercatat alias pakai feeling saja, maklum, terburu-buru, disambi memantau anak sakit ^_^) :
Puding busa :
Bahan:
Agar2 bubuk yg putih, 1 bungkus
Bubuk jelly (konnyaku) stroberi , setengah bungkus
Gula pasir sesuai selera (saya ga pake takaran, lebih baik jgn tll manis)
Garam sejumput
Air 350 ml
1 butir telur, ambil putihnya
Perasa buah2an (saya pake merk Trans-Halal atau bisa pakai sirup/nutrisari bubuk)

Cara:
Didihkan susu cair+gula pasir+agar2 bubuk+jelly bubuk+garam, sisihkan. Segera mixer putih telur, hingga hard peak (jika bowl dibalikkan, putih telur tdk jatuh). Lalu masukkan campuran susu dan agar ke dalam kocokan putih telur, aduk rata. Tuang dalam loyang bentuk hati yg telah dibasuh dg air dingin terlebih dahulu. Dinginkan.

Puding Bening:
Bahan:
Agar2 bubuk yg putih, sekitar setengah bungkus (kurleb 3,5 gram)
Bubuk jelly (konnyaku) stroberi/rasa sesuai selera , setengah bungkus
Gula pasir sesuai selera (saya ga pake takaran, lebih baik jgn tll manis)
Air 300 ml
Garam sejumput

Cara:
Didihkan seluruh bahan, sambil diaduk rata, jika suka: masukkan bubuk acid (bawaan dari konnyaku jelly) utk menambah kesegaran puding.

Puding Susu:
Bahan:
Agar2 bubuk yg putih, sekitar setengah bungkus (kurleb 3,5 gram)
Bubuk jelly (konnyaku) stroberi/rasa sesuai selera , setengah bungkus
Gula pasir sesuai selera (saya ga pake takaran, lebih baik jgn tll manis
Susu UHT 300ml atau susu kental manis (SKM) dicairkan
Garam sejumput

Cara:
Didihkan seluruh bahan, sambil diaduk rata. 

Mulai susun:
Berturut-turut: lapisan puding bening, susun buah, lapisan bening lagi-lapisan susu-lapisan puding busa.
Tahap yang paling sulit: perhatikan betul tingkat kematangan  lapisan, sebelum dituang lapisan berikutnya, kalau belum matang (masih berair) bisa dipastikan lapisan sebelumnya akan hancur.

Resep Vla Vanila:
(source : Yeni Surya-NCC)
Bahan  :
500 cc susu cair
150 gr gula pasir (atau sesuai selera)
2 btr kuning telur
1 sdm tepung maizena
1/2 sdt vanili
1 sdt essence jeruk (saya pakai pasta lemon-Trans-Halal)
1 sdm salted butter

Cara Membuat Vla Vanili :
1. Cairkan tepung maizena dengan sebagian susu, sisihkan
2. Kocok lepas kuning telur dengan garpu, sisihkan
3. Rebus susu cair dan gula hingga mendidih, kecilkan api
4. Ambil sekitar 3 sendok sayur rebusan susu, tuang ke kocokan telur, aduk rata
5. Tuang kembali kocokan telur dan susu ke dalam rebusan susu, aduk cepat
6. Masukkan larutan tepung maizena, aduk cepat, masak hingga mendidih kembali Masukkan vanili dan essence jeruk, angkat dari api.
7. Masukkan salted butter, aduk hingga butter leleh dan rata.

Sajikan dingin lebih nikmat, selamat mencobaaa.... kalau repot, monggo silakan order, dengan senang hati saya buatkan, hehe.. :)


Sabtu, 15 Oktober 2011

BATAGOR

Sore-sore sepi cemilan, kebayang jajanan 'hapalan' saya, waktu masih gadis dulu, makanan sederhana berasal dari tahu, tepung yang kemriuk, dan 'sedikit' bau daging. Tidak lupa dengan siraman bumbu kacangnya nan gurih. Konon, jajanan ini berasal dari Bandung, Jawa Barat, tapi di Jogja sudah buanyaaak yang jualan ini....hayooo....yang ngaku orang Jogja dan gemar berwisata kuliner, seharusnya tahu titik-titik 'rawan' bakul Batagor alias Bakso Tahu Goreng, yang sedang saya idam-idamkan saat ini :D
Di tanah kelahiran saya, jajanan ini bisa dengan mudah didapati di sepanjang Jl. Kaliurang km. 4 sampai km. 6, dengan cita rasa yang serupa, beberapa bisa ditemui di seputaran Jl. Bulaksumur, samping Gedung Pusat kampus biru. Namun karena mereka berjualan dalam bentuk kaki lima, biasanya buka lapak, paling cepat jam lima sore. Saya sendiri lebih suka dengan rasa batagor yang dijual secara angkringan di kawasan perumahan Sekip UGM, saya dan teman-teman, biasa menyebutnya batagor UPN, singkatan dari Utara PN (Pertanian). Kemriuknya asik, sayang lokasi kurang higienis, tapi porsinya banyak.

Satu lagi batagor kesayangan saya, di sebuah warung kecil yang sangattt sederhana, menempati sebuah sudut halaman kosong, tepat di tikungan area kampus UNY, Karang Malang. Penyajian batagornya cukup bersih, bercampur potongan kentang kukus dan timun, bumbunya passs, namun porsinya sedikit.

Ketika sudah jadi ibu, saya sempat berlangganan batagor di dua tempat: pertama di sekitar perbatasan Jl. Kyai Mojo-Jl. Godean, saya lupa nama warungnya, yang jelas mereka juga menyediakan Siomay pare pahit, batagor yang ini rasa ikannya kentara, dilihat dari harganya, bisa dimaklumi. Tempat yang kedua, saya sebut sebagai batagor termurah sedunia :D, karena harganya di tahun 2010 saja masih 3000 rupiah, berlokasi di dekat terminal Condong Catur, penjualnya suami istri asli Sunda dan sangat ramah, sayangnya gerobak mereka berada di area kamar mandi umum, hihihi.

Naaahhh... jadiiii....walaupun sekarang saya tinggal di bumi Siantar yang konon termasyur dengan danau vulkanik terbesar di dunia-nya, namun menurut saya belum hebat kalo belum ada batagornya :p

Kalau saya di sini cuma mbayangin list warung batagor di atas, sama aja bo'ong dong... harus ada solusinya... yaitu bikin sendiri...betul?

Akhirnya, setelah beberapa menit mengumpulkan niat, berangkatlah saya membeli tahu. Tahunya yang biasa saja, warna putih, murah meriah :)


Niii...tahu mentah yang saya pakai.
Yuukkk...mariiii...kita simak resepnya:
BATAGOR

Bahan:
200 gram daging* udang dan ayam digiling/dicincang.
*note: idealnya sih pakai daging ikan tengiri. Tapi bisa diganti dengan daging udang/ayam/sapi, atau untuk yang vegetarian bisa diganti wortel/brokoli cincang/jamur shitaake atau jejamuran yang lain.
8 kotak tahu putih
10 lembar kulit pangsit (saya pakai kulit lumpia)
1 butir telur ayam
3 sdm tepung tapioka (tepung kanji)
1 sdt garam dan gula pasir (atau sesuai selera)
1 sdt merica bubuk (atau sesuai selera)
1 batang daun bawang (loncang), diiris tipis2
Minyak untuk menggoreng.

Bumbu kacang:
250 gram Kacang tanah
1 siung Bawang merah
1 siung Bawang putih
2 sdm Kecap manis
2 biji Cabe merah
1 sdm Gula merah/gula aren
3 lembar Daun jeruk
100 ml air matang
garam secukupnya

Cara membuat:
-Buat adonan isi: campur cincangan daging dengan tepung tapioka, telur ayam, daun bawang, merica, garam. Sisihkan.
-Bagi 2 tahu putih secara diagonal, sehingga didapatkan bentuk segitiga. Kerok bagian tengah tahu dengan hati-hati (menggunakan sendok kecil), sehingga terbentuk cekungan di dalamnya. Campurkan kerokan tahu ke dalam adonan isi.
-Masukkan adonan isi ke dalam cekungan tahu, seperti ini :

 


































































































































Tampilan tahu yang sudah dikerok dan yang sudah diisi.































































































































- Siapkan kulit pangsit/kulit lumpia: isi dengan 1-2 sdt adonan isi, tangkupkan kulit membentuk kerutan, tapi isi masih terlihat, seperti ini:


Hasil akhirrnya membentuk bunga.

- Kukus tahu bakso dan bakso pangsitnya, selama kurang lebih 10 menit.
- Buat bumbu kacangnya: kacang tanah dicuci, goreng, beri sedikit air matang, lalu tumbuk/blender bersama bawang putih, bawang merah, cabe merah, gula merah, daun jeruk, tambahkan parutan nanas.
-Hasil batakus (bakso tahu kukus), beserta sambalnya sudah bisa dinikmati bagi yang menghindari hidangan berminyak, seperti ini :

 


Si tangan kecil sudah tidak sabar mencolek si pra-batagor :)





- Goreng batakus dengan minyak baru, panas, dan banyak (deep frying). Khusus untuk tahu, saya goreng tepung (digulingkan pada tepung bumbu dan putih telur). Selesai digoreng, potong-potong, siram dengan sambal kacang, dan saus sambal. Jika suka, bisa ditambah kecrutan jeruk nipis.
Tampilan akhirnya seperti ini :


Dimakan anget-anget, enak bangeeet lhooo... :)

-Tapi hati-hati dan waspadalah, efek selanjutnya adalah demikian... ;)

Begitu ditiriskan dari penggorengan, Hanun langsung habis 3! "Enak, Maaa...enaaaak" katanya. Alhamdulillaah... ^_^

- Met mencobaaaa.....pastiiiii biiiiisaaaa..... :)

Sabtu, 08 Oktober 2011

MU-Blackforest Cake

Ini cerita yang masih hangat, Manchester United Cake ini diorder oleh mama Zahra+Naufal untuk suami tercintanya, untuk tanggal 8 Oktober pagi, saya bikin shubuh tanggal 8 :)
Maksud hati, tanggal 7 malam saya cicil membuat dekorasi logo MU dengan teknik frozen buttercream, yg blum pernah saya bikin sebelumnya. Seiring dengan flu yang menyergap dan printer yang (saya kira) rusak, saya tahankan mata untuk melek, menunggu bantuan ayah Hanun yang  pulang DL malam harinya.
  Akhirnya logo berhasil di-print. Segera, saya tempelkan pada kardus tebal, sebagai alas, dilapisi plastik tebal sebagai alat 'sablon'nya. Mulailah tangan ini menari di atasnya, bersama tinta buttercream. Hampir selesai si logo dibuat, tiba-tiba si Ayah mengingatkan.."lho, tulisannya apa ga kebalik nanti, ma?". Saya masih berpikir nyantai, ahh, nanti kan bisa dipakai bagian atasnya, tanpa perlu membuat lapisan alas ( pemikiran nekad saya, berbeda dengan kata buku dan internet yang selama ini saya jadikan panduan).

Setelah puas 'menyablon', si logo saya masukkan freezer dan ditunggu sekitar 2 jam-an, untuk melihat kondisinya, sedikit saya kelupas bagian samping, dan tampaknya berhasil! akhirnya saya pun bisa tertidur lelap.

Esok paginya, setelah membuat blackforest base cake, dan meng-cover-nya dengan buttercream, dengan PD-nya saya ambil hasil sablon semalam, dengan perkiraan, tidak sampai 1 jam dekorasi akan selesai. Ternyata eh trnyata... ketika coba utk mengelupas plastik tempel si logo, ouuchh...si logo terlalu rapuh dan retak dengan suksesnyaa....hikss...lemaaas dengkul saya seketika. Segera saya sms mama Naufal minta dispensasi 30 menit, untuk mencari ide yang lain, alhamdulillah beliau tidak masalah. Berkali-kali saya pandangi cake yang masih polos dan si logo yang hancur lebur karena kesalahan teknis 'nekad' tadi malam. Akhirnya saya pikir, tidak ada jalan lain...kecuali mengambil sisa tinta buttercream, dan segera bertindak...sebelum jam 10.30 tiba.

Inilah hasilnya...  selesai jam 10.15.

yeah.. I dun believe what I did, finally I painted on it! :D

Agar tetap memberikan ciri khas blackforest, di tiap sudut cake saya sematkan red cherry dan menaburi sekeliling logo 'manual' dengan serutan coklat. Note dari pemesan  supaya diperbanyak coklatnya, jadi blackforest ini ber-filling ganache spesial. Terdiri dari 2 layer cake blackforest NCC, tiap layer bersiram homemade-simple syrup (sebagai pengganti air cherry hitam--di kota kecil ini mana ada yang jual >_<).

Walaupun dekorasi cake ini masiiih sangaaat jauuuh dari kata apik, tapi kudu diambil manfaat hikmah di dalamnya, bagi saya khususnya ^_^ bahwa:
1. untuk meminimalisir rasa kecewa, ikuti setepat mungkin panduan teori (buku/internet/apapun), jika baru pertama kali mencoba sebuah teknik, baru setelahnya boleh modifikasi.
2. t-e-l-i-t-i  teknik sebelum bertindak ;p

Untuk mama Zahra, maafkan ya...kalo hasilnya tak serasi harapan, mama Hanun emang kudu lebih banyak blajar lagi nii... jangan kapok bertandang ke nanahanuna kitchen kembali ya... hope you & famz would enjoy this cake :)





Rabu, 28 September 2011

My First Snack Box

Orderan ini sudah agak lama. Sepulang Ayah Hanun pulang kantor, dia bilang kawan-kawan kantornya meminta saya untuk menyediakan snack box untuk tamu kantor yang akan datang beberapa hari kemudian. Wah, saya cuma bengong deh waktu itu :p

Belum pernah mengerjakan orderan langsung dari kantor begini, alhamdulillah jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 30 box. Wahh...tapi tetep aja, buat amatiran seperti saya ini, pesanan segitu dah cukup membuat deg-deg-plas, inilah salah satu  sifat jelek saya, tiap dihadapkan pada tantangan yang baru, justru yang muncul ketakutan kalo gagal. Muncul bayangan karya dapur saya nanti hancur dan rasanya kacau, tak sesuai dengan lidah orang sini. Lalu efeknya, orang-orang kapok makan masakan saya :D

Yang mengejutkan, malamnya suami cerita kalo tamu yang akan datang itu adalah berkewarganegaraan asing, saya lupa.. kalo tidak salah dari Perancis dan Belanda. Waaahhhh... saya makin syok. Tapi karena berkali-kali suami meyakinkan saya pasti bisa ngerjain, jadinya rada PD deh--cuma rada lhooo....hihi..

Suami juga memberi gambaran agar sebisa mungkin snack yang dibuat, betul-betul makanan Indonesia asli. Saya bingung, semua nama snack gurih yang saya usulkan, ditolak semua...pastel no, risoles no, kroket no, bitterballen no, karena snack tersebut asal-usulnya kan memang 'bawaan' dari penjajah kita, tempo doeloe. Lumpia pun ditolak mentah-mentah, karena pada kenyataannya memang di negeri Kincir Angin buanyaak sekali yang jual :p . Jadi semalaman itu kami habiskan dengan berdebat masalah menu snack dan kontennya, serta falsafahnya (penting ga sih? qiqiqi...). Akhirnya kami dapatkan clue martabak, tapi karena saya agak kerepotan membuat kulitnya (pada hari yang sama ada orderan kue tart juga), jadi saya cari alternatif lain.

Singkat cerita, snack box yang saya buat adalah sebagai berikut:
1. Bolu Kukus Ubi Ungu
2. Cake Tape
3. Martabak Mie


Bolu ungunya berselai blueberry, cake tapenya bertabur kayu manis bubuk+kenari, martabak mie-nya bertopping saus sambal. That's all.






Ga tahu deh... tamu-tamu tersebut doyan makan ini nggak , ah yang penting...sudah berusaha buat...hehe...

Not too bad, hu? :)

Terang Bulan alias Martabak Manis

Teringat jaman masih sekolah dulu, ada jajanan rujak gobet di perempatan Jl. Cik Ditiro, Jogja...
Rujak tersebut cukup ngetop dan laris, apalagi di kalangan pelajar bukan "the have" macam kami (kalo tidak salah, harganya dulu masih Rp 500/porsi). Entah apa yang membuat kami 'termehek-mehek' dengan rujak buah itu, padahal gerobaknya sangat sederhana, tanpa penutup polusi, dan lokasinya tepat di pemberhentian bus kota, samping sebuah toko swalayan. Sampai-sampai beberapa teman, jika mengajak saya jajan di tempat tersebut, menyebutnya sebagai rujak Timbal, qiqiqi...

Saya pikir, buanyak sekali jajanan yang masih bertipe demikian jaman sekarang ini dan ironisnya, jajanan tersebut malah 'ngangeni' ketika kita sudah makin tua, apalagi jika hidup merantau.

Naah.... seperti yang saya alami beberapa hari lalu, tiba-tiba pengiiin banget maem terang mbulan atau martabak manis, yang biasa saya beli di perempatan Ring Road Utara, Jogja...tapi apa daya, mau beli jauuuh....kudu ke kota, hujan lebaaat pula.... yo wes akhirnya ngampet sampe keesokan paginya, dengan cara bikin sendiri. Walaupun hasilnya belum sesempurna martabak yang dijual di pinggir jalan, setidaknya yang ini lebih bebas debu dan Pb (timbal-red), hihihi...

Resep yang saya pake ini cukup praktis, tanpa mixer, dan tanpa ragi instan.
Begini resepnya:
(sumber: Cik Stella dalam blognya mba Nining)

Bahan-bahan:
Bahan martabak:
500 gram terigu protein sedang
750 cc air
1 butir telor
50 gram gula pasir
1 sdm garam
1 sdt soda kue

Bahan isi:
coklat beras (meises)
kacang tumbuk
keju
gula pasir
susu kental manis
dll

Cara membuat:
- Campurkan semua bahan jadi satu, dalam sebuah baskom, kecuali soda kue.
- Aduk bahan dengan menggunakan whisk atau sendok kayu, sampai adonan rata dan tepung larut. Diamkan 1 jam atau lebih.
- Selanjutnya kita panaskan wajan martabak, yang telah dioles tipis margarin dengan menggunakan kuas.
- Setelah wajan terasa benar-benar panas, masukkan soda kue ke dalam adonan, aduk rata
- Tuang adonan ke dalam wajan sampai 1/2 penuh, usahakan menyentuh tepi wajan, agar hasilnya cantik.


- Masak sampai bagian atas kering dan kelihatan berpori
- Taburi gula pasir.









-Tutup wajan, jangan lupa, selama pemanggangan, api selalu dalam keadaan kueciiil, mungkin saya pun...kmaren masih terlalu besar apinya, hehe..:




- Angkat martabak, olesi dengan mentega, segera.




- Isi, sesuai selera: mises, keju parut, dll. Kalo saya kemaren, kebetulan ada 1 buah pisang barangan, sisa nasi kotak, jadi saya tambahkan saja irisan pisang di atasnya.






- Lipat si terang bulan, waaa...hasilnya, ternyata warnanya kurang rata...apa karena saya pake wajan martabak 'abal-abal' ya? *skill kurang, kok menyalahkan alat :D*






- Potong-potong sesuai selera...kalo menurut saya,
 dinikmati keesokan harinya justru lebih enyaakkk... :)






 -Met mencobaaa......pastiii biiisaaa... tiiing! ;)


Selasa, 27 September 2011

Strawberry PIZZA !

Ini kali pertama mama Hanun bikin PIZZA.
Dah pesimis gagal karena bikinnya ngebut, pada detik-detik terakhir dead line LBT, bukan apa-apa, tapi emang karena lupa tanggal setornya :D
Hanya persembahan kecil dari saya untuk menyemarakkan parade Pizza LBT#8. Host kali ini dipegang oleh mba Diah Raki (Thailand), dan 'flower pizza' ini masuk dalam kategori The Cute Pizza, hehehe...lumayaaaan.


Terdiri dari Pizza dough bulat, yang di sekelilingnya saya tambahi dengan sisa dough berisi sosis ayam. Toppingnya: jagung manis, jamur kancing, bawang bombay, saus bolognise ala saya, dan untuk sensasi segar, saya tambahkan irisan buah Strawberry :)

Ini motretnya di teras, sempat diketawain hansip yang lewat, aneh kali ya, makanan kok difoto2...^_^


Monggo, berikut ini resep yg saya pakai...

Strawberry Pizza
sumber: mba rina rinso, modified by nanahanuna

Bahan :
350 gr terigu protein tinggi (saya pake cakra)
15 gr gula pasir
5 gr ragi instan
20 gr susu bubuk
200 ml air es (saya pake 150ml air es+2 kotak es batu)
50 gr mentega putih (saya pake unsalted butter)
1 sdt garam

Cara membuat :

Campur semua bahan kecuali air dan garam. Kemudian masukkan air sedikit demi sedikit sambil diuleni sampai kalis.
Setelah kalis diamkan sampai adonan mengembang 2 kali, sekitar 1 jam. Setelah mengembang kempiskan adonan (ditinju), kemudian bagi adonan menjadi 3 bagian. Bulatkan adonan dan diamkan 10 menit.

Setelah didiamkan 10 menit tipiskan adonan dengan cara digiling. Kemudian tusuk-tusuk dengan garpu.

Setelah itu diamkan 30 menit sampai mengembang.

Oven dengan api bawah suhu sekitar 200 derajat C selama 10 menit sampai roti setengah matang.

Oleskan bagian atas roti dengan saus bolognise, taburi dengan topping jagung manis, jamur kancing, sosis ayam, bawang bombay, strawberry, taburi dengan parutan keju mozzarela dan parutan keju Quick Melt.

Oven lagi selama 10 menit sampai matang. Hiasi dengan saus tomat.

Met mencoba...pastiiii biiiisaa... :)

Senin, 26 September 2011

Di Penghujung Syawal 1432 H

Iseng2 nulis. Sama sekali tidak berminat jadi jurnalis atau kolumnis.
Masih dalam rangka menghalau sepi.
Makan sudah.
Uthak-uthek Phtshp CS3 malah mumet :p.
Pengen nyusul si kecil tidur, tidak ngantuk.
Mau bikin cemilan, malas, karena sudah kenyang :p
Tiba2 teringat kalo ini masih bulan Syawal dan entah knapa terbayang Syawal tahun lalu.
Syawal tersederhana, tersunyi skaligus terkesan, seumur2 saya :)

Ya, kami hanya bertiga.  Di sebuah pedesaan, relatif kecil, namun teramat sangat bersih, menurut saya. Setidaknya dibandingkan dengan tanah kelahiran saya :D
Tak nampak kabel2 listrik ruwet sepanjang jalan. Berani taruhan, tidak akan ditemui lebih dari 10 buah mobil atau motor per km yg lalu lalang di jalan tersebut :)
Jalanan, sangat nyaman dilalui dengan berjalan kaki atau bersepeda. Walau memang, sesekali akan tercium aroma organik dari peternakan yang dimiliki oleh kebanyakan warga pribumi.
Sepanjang tepi jalan tampak guguran daun bermacam warna, dari kuning hingga marun kecoklatan. Jika kita berpapasan dengan seorang pengendara sepeda, harus siap dengan sapaan ramah, senyum bersahabat, dan lambaian tangannya. Menambah pesona suasana pedesaan itu.

Tempat hunian kami, kebetulan terletak agak ke dalam (sudah di kampung, pelosok pula, hihi). Pedesaan ini, rata2 dihuni oleh orang non muslim, atau barangkali malah Atheis. Ada gereja mungil nan cantik di dekat sebuah sekolah dasar, namun kami tdk pernah mendapatinya dlm keadaan ramai jamaah.
Puasa Ramadhan di tempat ini, kami jalani sekitar 17-18 jam.
Tempat hunian kami terletak di lantai 2, material bangunan berasal dari bahan semacam kayu ringan namun kuat, hanya 2 sisi yang setahu saya bermaterial semen (atau batako ya?). Hunian ini mungil, sederhana, namun hommy sekali (note: kangen pol dengan tempat tersebut!). Dari teras hunian, kami  dengan sangat leluasa bisa menyaksikan area mini pacuan kuda pribadi pemilik hunian (kapan2 saya share tentang ini, kalo sekarang, kebanyakan :D ).
Sekilas hunian tersebut sangat nyaman dan unik,  namun jika menengok apa yg ada di lantai 1, bagi kawan2 yg muslim tentu akan mengkritisi pilihan kami :))
Ya, lantai di bawah kami ditinggali para anjing peliharaan yg jumlahnya tak sedikit.


Ini adalah satu-satunya jalan, menuju hunian kami, rumahnya di ujung, pokoknya sampe jalan ini habis biiis. Dari stasiun kesini, jaraknya sekitar 3 km. Kami tempuh dengan bersepeda atau jalan kaki. Di kanan kiri banyak semak Berry, kecil2 warna merah, bisa dimakan sih...tp kwecuuuut pol :)


Alhamdulillah, puasa kami lalui dengan lancar (saya masih dalam kondisi menyusui waktu itu), hingga tibalah malam 1 Syawal. Tidak terdengar suara takbiran, tidak sibuk menyiapkan suguhan, tidak bingung dengan baju lebaran. Hanya perasaan lega dan bangga yang ada. Itu saja. Yes, we passed it.
Tidak menyia2kan koneksi internet yg luar biasa lancar, saat suami+si putri kecil pulas tertidur, saya iseng2 menyetel takbiran via youtube...wuaaahhh...efeknya dahsyat, pipi langsung basah deh...*halah*.
Tak terbayangkan sebelumnya, harus melewati ibadah Ramadhan di lingkungan yang jauh dari 'aura' Islami, hihi.

Tapi Ramadhan is Ramadhan. Bulan yg spesial. 
Apapun dan dimanapun , Alloh lebih tahu cara terbaik mendampingi kita, ketika Ramadhan ataupun di bulan-bulan lainnya. Tidak ada yg tidak mungkin, oleh-Nya.

Justru di tempat tersebut, suatu hari saya bengong sendiri, utk pertama kali dengar ayat2 Fatihah, kluar dari mulut mungil putri saya, secara berurutan, walo masih terbata2 saat itu (2 tahun, 4 bulan). Mungkin bagi orangtua selain kami, hal ini biasa atau bahkan terlambat, tp buat saya, tetap spesial. Walhasil yg terjadi saat itu ketawa senang+nangis deh (cengeng! haha).

Justru di tempat seperti itu, Hanun mulai bisa mengikuti gerakan-gerakan sholat kami secara utuh. Walaupun hanya betah 1-2 raka'at, tapi bagi kami itu sangat membahagiakan.

Justru doa dari tempat tersebut, kami berdua (saya+little Hanun) merasakan deg-degan luar biasa ketika 'menghantarkan' si Ayah, pada hari penentuan akhir masa studinya, dengan pesimis dan pasrah. Ketika suami pulang, dia bercerita kalo dia sendiri merasa bingung, mendapati sidang studi yang dia lalui hari itu sangatlah lancar, hihihi...alhamdulillah wallohua'lam.

Dan, justru di tempat seperti itu, sehari sebelum 1 Syawal, saya melihat sesuatu yang tidak biasa. Pagi atau siang hari (saya lupa, hehe), ketika saya sibakkan gorden, tak sengaja memandang langit di sekitar hunian kami, tampak awan besar nan tipis membentuk lafadz Alloh, tadinya saya pikir ini cuma halusinasi saya saja, tapi setelah saya amati berkali-kali kondisi  langit saat itu, ternyata di sekeliling awan besar berlafadz Alloh tadi terdapat buanyaaak sekali lafadz Alloh berukuran kecil-kecil.
Saya sempat memotret langit, tapi sayangnya cuma pake kamera HP jadul yang sudah mulai rusak, jadi tidak tampak jelas...

Hari itu agak mendung, ga begitu jelas ya kalo di foto... saya motretnya dibalik jendela pula, mau keluar ga kuat dingiiiin....hihi....n sayangnya HP saya sudah mulai soak, liat tuu...garis tipis di tengah...bawaan HP tuuu, ga bs diilangin...(eh, ini kok malah curhat Hp yak?? :p)


Whatever.
It was just an unforgettable Ramadhan.