Teringat jaman masih sekolah dulu, ada jajanan rujak gobet di perempatan Jl. Cik Ditiro, Jogja...
Rujak tersebut cukup ngetop dan laris, apalagi di kalangan pelajar bukan "the have" macam kami (kalo tidak salah, harganya dulu masih Rp 500/porsi). Entah apa yang membuat kami 'termehek-mehek' dengan rujak buah itu, padahal gerobaknya sangat sederhana, tanpa penutup polusi, dan lokasinya tepat di pemberhentian bus kota, samping sebuah toko swalayan. Sampai-sampai beberapa teman, jika mengajak saya jajan di tempat tersebut, menyebutnya sebagai rujak Timbal, qiqiqi...
Saya pikir, buanyak sekali jajanan yang masih bertipe demikian jaman sekarang ini dan ironisnya, jajanan tersebut malah 'ngangeni' ketika kita sudah makin tua, apalagi jika hidup merantau.
Naah.... seperti yang saya alami beberapa hari lalu, tiba-tiba pengiiin banget maem terang mbulan atau martabak manis, yang biasa saya beli di perempatan Ring Road Utara, Jogja...tapi apa daya, mau beli jauuuh....kudu ke kota, hujan lebaaat pula.... yo wes akhirnya ngampet sampe keesokan paginya, dengan cara bikin sendiri. Walaupun hasilnya belum sesempurna martabak yang dijual di pinggir jalan, setidaknya yang ini lebih bebas debu dan Pb (timbal-red), hihihi...
Resep yang saya pake ini cukup praktis, tanpa mixer, dan tanpa ragi instan.
Begini resepnya:
(sumber: Cik Stella dalam blognya mba Nining)
Bahan-bahan:
Bahan martabak:
500 gram terigu protein sedang
750 cc air
1 butir telor
50 gram gula pasir
1 sdm garam
1 sdt soda kue
Bahan isi:
coklat beras (meises)
kacang tumbuk
keju
gula pasir
susu kental manis
dll
Cara membuat:
- Campurkan semua bahan jadi satu, dalam sebuah baskom, kecuali soda kue.
- Aduk bahan dengan menggunakan whisk atau sendok kayu, sampai adonan rata dan tepung larut. Diamkan 1 jam atau lebih.
- Selanjutnya kita panaskan wajan martabak, yang telah dioles tipis margarin dengan menggunakan kuas.
- Setelah wajan terasa benar-benar panas, masukkan soda kue ke dalam adonan, aduk rata
- Tuang adonan ke dalam wajan sampai 1/2 penuh, usahakan menyentuh tepi wajan, agar hasilnya cantik.
- Masak sampai bagian atas kering dan kelihatan berpori
- Taburi gula pasir.
-Tutup wajan, jangan lupa, selama pemanggangan, api selalu dalam keadaan kueciiil, mungkin saya pun...kmaren masih terlalu besar apinya, hehe..:
- Angkat martabak, olesi dengan mentega, segera.
- Isi, sesuai selera: mises, keju parut, dll. Kalo saya kemaren, kebetulan ada 1 buah pisang barangan, sisa nasi kotak, jadi saya tambahkan saja irisan pisang di atasnya.
- Lipat si terang bulan, waaa...hasilnya, ternyata warnanya kurang rata...apa karena saya pake wajan martabak 'abal-abal' ya? *skill kurang, kok menyalahkan alat :D*
- Potong-potong sesuai selera...kalo menurut saya,
dinikmati keesokan harinya justru lebih enyaakkk... :)
-Met mencobaaa......pastiii biiisaaa... tiiing! ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar