Sabtu, 31 Agustus 2013

Liege Waffle


Teringat hampir 4 tahun silam, kami bertiga: saya, Hanun kecil, dan ayahnya 'menggelandang' ke sebuah kota kecil di belahan bumi utara, Maastricht. Jaraknya cukup jauuuh dari tempat tinggal kami yang berada di desa cantik, Ederveen (hiks, jd kangen). Disambut hujan dan hawa yang nyaris buat tangan saya beku. Saya sebut menggelandang karena kondisi uang saku yang sangat pas-pas-an, hingga hanya sanggup jajan di sebuah kedai Waffle, kalau tidak salah namanya Pinky Waffle karena baju penjual dan dekorasi kedainya penuh warna pink. Tadinya kami cm iseng saja, ikut-ikutan beli. Penasaran aja, kedai kecil tapi kok ramai pembeli. Karena malas makan sambil jalan, kami simpan saja 3 potong original waffle itu di tas, dan kami santap saat di kereta.Kami pilih yang original saja.

Oh iya, ada yang salah dengan wattermark-nya, harusnya tahun 2010 :p

Dan rasanya wahh, ternyata enakkk... bagian luarnya kres-kres, crunchy, tapi dalemnya tuh lembut gimanaa gitu... kami bertiga sampai kebayang-bayang hingga 4 tahun lamanya, haha...

Sebenernya dah lama sih pengen coba bikin sendiri, tapi terkendala cetakan waffle bakar yang susah dicari di Siantar ini: motif kotak-kotak dengan lubang yang dalam. Suatu hari si Ayah 'nemu' cetakan bakar di Medan, yang rada-rada masuk nominasi *maksa :p*, walaupun dengan mini size, tapi gapapa deh...dicoba aja, we dun know 'till we try, right? :)

Selanjutnya, udah bisa ditebak, cari resep! Naah...ini nih yang membingungkan, setelah nggugling dan ngeyutub, ternyata baru tahu kalau waffle itu bermacam2 jenisnya...hingga tiba pada kesimpulan *halah :p*, kalau Pinky Waffle ini termasuk Liege Waffle, yang adonannya berbentuk dough, bukan cairan.

Singkat cerita *padahal ini dah kepanjangan ya :D*...yukkk kita mulai meng-eksekusinya...dimulai dengan mempelajari resepnya.
Bismillahirrohmanirrohiim....
Oh ya, resepnya saya dapat dari youtube dan saya 'kacaukan' sedikit komposisinya...:D menyesuaikan dengan bahan2 yang ada di sini, hihii... tp sejauh ini puasss kok dg hasilnya...

LIEGE WAFFLE

Bahan:

300 gram tepung protein tinggi (bagi dua: 80 gram dan 220 gram)
5,5 gram ragi instan
60 gram susu hangat (saya pake susu UHT plain, dihangatkan dengan cara di-tim saja)
40 gram air matang hangat
1 butir telur ukuran besar, kocok lepas
20 gram gula pasir
20 gram salted butter
100 gram unsalted butter
1 sendok makan madu
130 gram brown sugar (mungkin semacam gula aren/gula palem ya...pokoknya pake yang ada saja)
Pearl Sugar secukupnya (ini saya pake gula pasir aja)
2 sendok teh vanila extract (monggo, mau pake bentuk bubuk/cair/asli, sepunya-nya saja)

Cara membuat:
-Masukkan dalam mangkok : susu hangat, air hangat, ragi instan, aduk hingga tercampur rata.
-Tambahkan telur yang sudah dikocok lepas dan 80 gram tepung terigu, kocok ringan, asal tercampur saja.
-Tutupi permukaan campuran di atas, dengan sisa terigu (220 gram). Tutup mangkok dengan plastic wrap. Istirahatkan 75-90 menit.
-Selanjutnya, tambahkan gula pasir, madu, butter, vanilla. Untuk vanilla ini, saya pakai yang bentuk asli alias vanilli bean, kebetulan pas ada oleh2 dari suami (padahal mungkin ini asalnya dari Indonesia juga, hihi), seperti ini:


Wanginya tentu tidak seharum essens yaa...tapi justru bikin nggak eneg. Saya cuma pake 1 stick karena...eman-eman! :D

-Kemudian, campur bahan-bahan di atas, hingga tidak lengket. Kalo di resep aslinya, pencampuran dengan menggunakan mixer (dough beater) sekitar 3-4 menit. Mungkin bisa juga diuleni pakai tangan, tapi kayaknya perlu pakai sarung tangan karena walaupun berbentuk dough, adonan ini relatif lunak, rawan nempel di tangan. 

-Terakhir, masukkan brown sugar, campur rata.

-Masukkan adonan ke dalam loyang dan tutup dengan plastic wrap. Diamkan 3 jam.
Saya kemaren pakai pinggan kaca, seperti ini:



-Masukkan ke dalam kulkas semalaman (suwi yak :D). Jadi bikin adonannya mending sore, baru pas mau tidur masukin kulkas. Pagi siap bakar deh, hehe.

-Setelah dikeluarkan dari kulkas, potong2 menjadi beberapa bagian, seperti ini :




Oh iya, jangan lupa, siapkan : tepung terigu (mangkok kiri), gula kastor (mangkok kanan).

-Lanjutkan ke tahap pembakaran. pastikan cetakan sudah dalam keadaan panas. Selama pemanasan dan pembakaran, gunakan api kecil saja. Lalu gumpalkan satu persatu bagian adonan membentuk bulatan. Bila dirasa terlalu lengket, bubuhkan terigu. Setelah berbentuk bulatan, pelan-pelan gulingkan ke dalam gula kastor, hingga seluruh permukaan bola adonan memutih. Letakkan hati-hati ke atas cetakan, sambil sedikiiit saja ditekan agar memipih. Taburi bagian atas adonan dengan gula pasir.

Nah, ini cetakan mini yang saya pakai... langsung bakar di atas kompor dengan api kecil. Kalo di resep aslinya sih pake yang elektrik.

-Tutup cetakan. Panggang selama 2-3 menit. Kemudian balik. Panggang kembali dalam 2-3 menit. Jika suka, boleh ditambahkan taburan gula pasir kembali, biar lebih ber-karamel.

-Jika warna telah kecoklatan, segera angkat waffle dengan menggunakan sumpit. Ingat, jangan memakai penjepit yang sisinya tajam. Karena tekstur waffle yang baru saja matang ini sangaaaat lembut dan gampang mripil. Namun begitu dingin, dia akan mengeras dan crunchy! ^_^

-Ini hasil bakaran saya, ternyata saya terlalu besar membagi adonannya, gak nyadar, cetakannya minii...hihihi...jadinya tidak hanya 8 potong, malah lebih. Di foto ini 2 potong sudah luluh lantak masuk perut :D
|






-Ini penampakan dalamnya:




Oiya, buat yang belum pernah ke Maastricht, jangan khawatir...dengan berusaha membuat ini, pada saat pembakaran...nikmati aroma waffle yang akan meggelitik hidung, harumnya sedaap... campuran dari brown sugar, vanilli, dan juga karamel...nah...kira2 demikianlah aroma hawa Maastricht, kota kecil nan cantik, tapi buat saya siih..teteeeep...dingin bangettt, hehe.

Akhir kata, selamat mencoba ya...semoga apa yang tertulis bisa bermanfaat untuk kita semuaa...amiiiin Allohumma amiiiin.... ^_^



de Waffles, Maastricht, and my Soul ^_^