Sabtu, 15 Oktober 2011

BATAGOR

Sore-sore sepi cemilan, kebayang jajanan 'hapalan' saya, waktu masih gadis dulu, makanan sederhana berasal dari tahu, tepung yang kemriuk, dan 'sedikit' bau daging. Tidak lupa dengan siraman bumbu kacangnya nan gurih. Konon, jajanan ini berasal dari Bandung, Jawa Barat, tapi di Jogja sudah buanyaaak yang jualan ini....hayooo....yang ngaku orang Jogja dan gemar berwisata kuliner, seharusnya tahu titik-titik 'rawan' bakul Batagor alias Bakso Tahu Goreng, yang sedang saya idam-idamkan saat ini :D
Di tanah kelahiran saya, jajanan ini bisa dengan mudah didapati di sepanjang Jl. Kaliurang km. 4 sampai km. 6, dengan cita rasa yang serupa, beberapa bisa ditemui di seputaran Jl. Bulaksumur, samping Gedung Pusat kampus biru. Namun karena mereka berjualan dalam bentuk kaki lima, biasanya buka lapak, paling cepat jam lima sore. Saya sendiri lebih suka dengan rasa batagor yang dijual secara angkringan di kawasan perumahan Sekip UGM, saya dan teman-teman, biasa menyebutnya batagor UPN, singkatan dari Utara PN (Pertanian). Kemriuknya asik, sayang lokasi kurang higienis, tapi porsinya banyak.

Satu lagi batagor kesayangan saya, di sebuah warung kecil yang sangattt sederhana, menempati sebuah sudut halaman kosong, tepat di tikungan area kampus UNY, Karang Malang. Penyajian batagornya cukup bersih, bercampur potongan kentang kukus dan timun, bumbunya passs, namun porsinya sedikit.

Ketika sudah jadi ibu, saya sempat berlangganan batagor di dua tempat: pertama di sekitar perbatasan Jl. Kyai Mojo-Jl. Godean, saya lupa nama warungnya, yang jelas mereka juga menyediakan Siomay pare pahit, batagor yang ini rasa ikannya kentara, dilihat dari harganya, bisa dimaklumi. Tempat yang kedua, saya sebut sebagai batagor termurah sedunia :D, karena harganya di tahun 2010 saja masih 3000 rupiah, berlokasi di dekat terminal Condong Catur, penjualnya suami istri asli Sunda dan sangat ramah, sayangnya gerobak mereka berada di area kamar mandi umum, hihihi.

Naaahhh... jadiiii....walaupun sekarang saya tinggal di bumi Siantar yang konon termasyur dengan danau vulkanik terbesar di dunia-nya, namun menurut saya belum hebat kalo belum ada batagornya :p

Kalau saya di sini cuma mbayangin list warung batagor di atas, sama aja bo'ong dong... harus ada solusinya... yaitu bikin sendiri...betul?

Akhirnya, setelah beberapa menit mengumpulkan niat, berangkatlah saya membeli tahu. Tahunya yang biasa saja, warna putih, murah meriah :)


Niii...tahu mentah yang saya pakai.
Yuukkk...mariiii...kita simak resepnya:
BATAGOR

Bahan:
200 gram daging* udang dan ayam digiling/dicincang.
*note: idealnya sih pakai daging ikan tengiri. Tapi bisa diganti dengan daging udang/ayam/sapi, atau untuk yang vegetarian bisa diganti wortel/brokoli cincang/jamur shitaake atau jejamuran yang lain.
8 kotak tahu putih
10 lembar kulit pangsit (saya pakai kulit lumpia)
1 butir telur ayam
3 sdm tepung tapioka (tepung kanji)
1 sdt garam dan gula pasir (atau sesuai selera)
1 sdt merica bubuk (atau sesuai selera)
1 batang daun bawang (loncang), diiris tipis2
Minyak untuk menggoreng.

Bumbu kacang:
250 gram Kacang tanah
1 siung Bawang merah
1 siung Bawang putih
2 sdm Kecap manis
2 biji Cabe merah
1 sdm Gula merah/gula aren
3 lembar Daun jeruk
100 ml air matang
garam secukupnya

Cara membuat:
-Buat adonan isi: campur cincangan daging dengan tepung tapioka, telur ayam, daun bawang, merica, garam. Sisihkan.
-Bagi 2 tahu putih secara diagonal, sehingga didapatkan bentuk segitiga. Kerok bagian tengah tahu dengan hati-hati (menggunakan sendok kecil), sehingga terbentuk cekungan di dalamnya. Campurkan kerokan tahu ke dalam adonan isi.
-Masukkan adonan isi ke dalam cekungan tahu, seperti ini :

 


































































































































Tampilan tahu yang sudah dikerok dan yang sudah diisi.































































































































- Siapkan kulit pangsit/kulit lumpia: isi dengan 1-2 sdt adonan isi, tangkupkan kulit membentuk kerutan, tapi isi masih terlihat, seperti ini:


Hasil akhirrnya membentuk bunga.

- Kukus tahu bakso dan bakso pangsitnya, selama kurang lebih 10 menit.
- Buat bumbu kacangnya: kacang tanah dicuci, goreng, beri sedikit air matang, lalu tumbuk/blender bersama bawang putih, bawang merah, cabe merah, gula merah, daun jeruk, tambahkan parutan nanas.
-Hasil batakus (bakso tahu kukus), beserta sambalnya sudah bisa dinikmati bagi yang menghindari hidangan berminyak, seperti ini :

 


Si tangan kecil sudah tidak sabar mencolek si pra-batagor :)





- Goreng batakus dengan minyak baru, panas, dan banyak (deep frying). Khusus untuk tahu, saya goreng tepung (digulingkan pada tepung bumbu dan putih telur). Selesai digoreng, potong-potong, siram dengan sambal kacang, dan saus sambal. Jika suka, bisa ditambah kecrutan jeruk nipis.
Tampilan akhirnya seperti ini :


Dimakan anget-anget, enak bangeeet lhooo... :)

-Tapi hati-hati dan waspadalah, efek selanjutnya adalah demikian... ;)

Begitu ditiriskan dari penggorengan, Hanun langsung habis 3! "Enak, Maaa...enaaaak" katanya. Alhamdulillaah... ^_^

- Met mencobaaaa.....pastiiiii biiiiisaaaa..... :)

1 komentar: