Naah, karena sekarang skalanya versi ibu-ibu yang cuma pengen belajar mengusahakan sayuran sehat untuk keluarga, jadi harap maklum kalau hasil belajarnya masih nanak-nunuk alias alon-alon waton kelakon, hehe....
Langkah pertama dalam bertanam hidroponik, tentu menyiapkan biji berkualitas dan menyemai. Cara yang saya pakai juga simpel aja. Kebetulan saya pakai media tanam rockwool atau semacam spons yang merupakan hasil pemanasan batuan hingga meleleh seperti lava. Rockwool bersifat higienis dan mudah menyimpan air, jadi sangat cocok sebagai media tanam. Bisa didapatkan di toko-toko pertanian. Konon rockwool ramah untuk lingkungan, tapai ternyataaa... tidak cukup ramah pada saya, karena ternyata saya alergi...huhuhu, jadi kulit yang terkena RW gatal2 dan bruntusan, huaaa... jadi hati2 ya.
Bagi yang kesulitan mendapatkan media rockwool, bisa menggunakan spons ikan yang biasa untuk akuarium, tapi karena spons bersifat sintetik, tentu sifat kelembabannya berbeda dengan rockwool. Media tanam alternatif yang lain adalah sekam bakar yang sudah dicampur cocopeat (sabut kelapa yang sudah dihilangkan zat tanin-nya). Campuran ini konon cukup ideal digunakan sebagai media tanam hidroponik.
Oh iya, daripada kepanjangan cerita media, ini penampakan semaian saya....
potong RW kecil2 (sebesar alas gelas media), rendam 10 menit dalam air, kibaskan, masukkan benih dengan bantuan tusuk gigi, pasang tag name benih *takut lupa* |
Setelah benih tumbuh menjadi bibit....tunggu sampai berdaun 4, dia sudah siap untuk dipindahkan ke tempat penanaman. Yang wajib disiapkan adalah wadah tanam, bisa berupa botol air mineral, toples bekas, pot, box styrofoam, dan lain-lain. Nutrisi yang dipakain tentu saja nutrisi khusus hidroponik, biasa disebut ABmix, terdiri dari 2 larutan nutrisi makro dan mikro. Jika memang kesulitan untuk memperoleh ABmix, bisa diganti dengan larutan pupuk NPK mutiara, Urea, dan Gandasil. Untuk takarannya...monggo googling dulu ya...saya belum sempat searching2, hehe.
Oh iya, tempat penanaman bibit terdiri dari 2 bagian, yaitu netpot dan wadah nutrisi (botol mineral, dll). Netpot bisa berasal dari wadah bekas puding yang dibentuk sesuai netpot aslinya, dilubangin sebagai tempat akar tumbuh dan bernapas dengan menggunakan cutter, gunting, atau solder. Sebagai gambaran, begini penampakan netpot :
Cara memasang bibit siap tanam: masukkan bibit bersama rockwoolnya atau kapas basah ke dalam netpot. Netpot dimasukkan ke dalam botol aqua yang sudah dilubangi dan diisi nutrisi. Sistem hidroponik yang saya lakukan ini adalah dengan sistem Wick atau dengan menggunakan air statik atau air yang tidak bergerak. Ini jenis hidroponik paling sederhana.
Duh, sayang sekali saya belum sempat membuat sketsanya. Semoga bisa dimengerti maksudnya ya.
Penampakan jadinya adalah seperti berikut:
PakCoy dan Selada Hijau |
Atau begini...
Di bagian pantat botol, lubangi dengan menggunakan solder atau paku dipanaskan, sekitar 3-4 lubang, dengan tujuan agar tanaman tetap bisa mendapatkan DO yang baik (oksigen terlarut).
Letakkan botol2 tanaman di tempat yang memungkinkan terkena cahaya matahari pagi-sore. Saya sendiri belum menemukan tempat itu...di tembok belakang rumah, cahayanya hanya sekitar 6 jam saja, itupun sering mendung....hiks.
Ahh, setidaknya sudah berusaha... ^_^
Oiya, jangan lupa mengecek ketersediaan air di dalam wadah nutrisi ya, minimal 2 hari sekali.
Akhir kata....selamat berkebun! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar